Mega Aryani

Kamis, 05 November 2015

Cara menyimpan ASI yang sudah diperah

Posted by Unknown On 06.42

Bagi sebagian besar ibu, cara paling mudah untuk memberikan ASI pada bayi adalah dengan menetekkan langsung pada payudara. Namun, pada beberapa keadaan tertentu, hal ini sulit dilakukan sehingga ASI akhirnya diberikan dalam bentuk perahan. Contohnya adalah ketika bayi lahir dalam kondisi prematur sehingga kemampuan untuk menetek masih belum sempurna, atau bayi maupun ibu perlu dirawat di rumah sakit sehingga tidak memungkinkan untuk sering bertemu. Kondisi dimana ibu diharuskan untuk kembali bekerja, sekolah atau menjalankan kesibukan lainnya juga mempersulit pemberian ASI secara langsung. Banyak ibu juga seringkali merasa payudaranya penuh dan tidak nyaman, sehingga ASI perlu segera diperah.
 penyimpanan asi perah
Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu, yaitu:
  1. Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun menyimpannya.
  2. Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat menggunakan botol kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA). Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol susu disposable karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi. Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga kering sebelum dipakai.
  3. Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
  4. Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi label berisi nama anak dan tanggal ASI diperah.
  5. Tanggal kapan ASI diperah perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa ASI yang dipakai adalah ASI yang lebih lama.
  6. Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru pada wadah penyimpanan.
  7. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya.
  8. Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas tercampur merata. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen penting dalam susu

Beberapa tips dalam membekukan ASI:

  1. Kencangkan tutup botol atau kontainer pada saat ASI telah membeku sepenuhnya
  2. Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena volume ASI akan meningkat pada saat beku
  3. Jangan menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es atau freezer.

Panduan Menyimpan ASI Perah untuk Bayi Sehat yang Lahir Aterm

Screen-Shot-2014-04-22-at-11.58.26-AM-e1398142789764

 

Beberapa tips dalam menghangatkan ASI perah yang telah dibekukan:

  1. Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpan
  2. ASI tidak harus dihangatkan. Beberapa ibu memberikannya dalam keadaan dingin
  3. Untuk ASI beku: pindahkan wadah ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam bak berisi air dingin. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga mencapai suhu pemberian ASI
  4. Untuk ASI dalam lemari es: Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat atau air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit. Jangan menghangatkan ASI dengan api kompor secara langsung.
  5. Jangan menaruh wadah dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan ASI secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI dan membentuk bagian panas yang melukai bayi. Botol juga dapat pecah bila dimasukkan ke dalam microwave dalam waktu lama.
  6. Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu untuk mengecek apakah suhu sudah hangat.
  7. Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang ASI yang sudah dihangatkan.
Perlu diketahui bahwa ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. ASI dalam kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi. Apabila ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi (jangan mendidih) lalu segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini dapat menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Dalam kondisi inipun kualitas ASI masih lebih baik dibandingkan dengan susu formula.

Sumber:
  1. Office on Womens Health. 2010. Breastfeeding: Pumping and milk storage. Diunduh dari:http://www.womenshealth.gov/breastfeeding/pumping-and-milk-storage/pada tanggal 19 April 2014
  2. Center of Disease Control and Prevention. 2010. Proper handling and storage of human milk. Diunduh dari:http://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm pada tanggal 19 April 2014
  3. Australian Breastfeeding Association. 2013. Expressing and storing breastmilk. Diunduh dari:https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/breastfeeding-and-work/expressing-and-storing-breastmilk pada tanggal 19 April 2014
  4. La Leche League International. 2012.What are the LLLI guidelines for storing my pumped milk. Diunduh dari:https://www.llli.org/faq/milkstorage.html pada tanggal 19 April 2014

My Washi Tape Collection - Mega

Posted by Unknown On 06.32

image

Blue

Selasa, 03 Maret 2015

Aktivitas yang Boleh dan Tidak Boleh Untuk Ibu Hamil

Posted by Unknown On 23.50


Banyak Ibu hamil yang sering bingung mengenai aktivitas apa saja yang boleh atau tidak boleh dilakukan ketika hamil. Oleh karena itu saya merangkum beberapa pertanyaan yang sering diutarakan Ibu hamil di poliklinik dengan menyertakan jawaban dari sumber yang terpercaya. Semoga bermanfaat :).

o) Apakah ibu hamil boleh bekerja?
  • Boleh1,2,3
    • Bekerja selama kehamilan tidak dilarang, asalkan tidak ada komplikasi pada kehamilan.
    • Pekerjaan yang boleh dilakukan ibu hamil adalah pekerjaan yang tidak melibatkan aktivitas fisik berat dan tidak meningkatkan kelelahan. Baik itu saat berangkat menuju tempat kerja ataupun saat bekerja.
    • Di Amerika Serikat, setengah dari total populasi bayi dilahirkan dari Ibu yang bekerja.
    • Di Indonesia, Pegawai Negeri Sipil (PNS) diberikan cuti 1 bulan sebelum dan 2 bulan setelah melahirkan dan tetap digaji.
    • Pegawai swasta memiliki cuti melahirkan yang diatur oleh masing-masing perusahaan. dan masih diatur pemerintah dalam UU Tenaga Kerja Nomor 13 tahun 2003 Pasal 82: "Pekerja perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan."
      • Tidak Boleh1
        • Pekerjaan yang dilarang dilakukan ibu hamil adalah pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat dan sangat meningkatkan kelelahan.
        • Pekerjaan seperti polisi wanita atau tentara wanita harus dipindahkan ke bagian yang tidak menimbulkan kelelahan.
        • Jika ada komplikasi kehamilan yang mewajibkan untuk bedrest (istirahat), misalnya keluar perdarahan dari jalan lahir, maka untuk sementara waktu dilarang bekerja.
        • Efek samping pada ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas fisik pernah diteliti oleh Mozurkewich dkk. pada tahun 2000. Mereka me-review 29 studi yang melibatkan 160.000 wanita hamil dengan pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik. 20-60% dari para wanita tersebut mengalami kelahiran prematur, janin gagal tumbuh, dan hipertensi gestasional.

        o) Apakah ibu hamil boleh olahraga?
        • Boleh1
          • Olahraga boleh dilakukan oleh Ibu Hamil asalkan tidak ada komplikasi pada Ibu dan Janin.
          • Olahraga yang dilakukan adalah olahraga aerobik ringan, contohnya seperti senam hamil.
          • Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Clapp dkk. pada tahun 2000 dan penelitian oleh Duncombe dkk. pada tahun 2002, ibu yang melakukan olahraga ringan memiliki janin dan plasenta yang sedikit lebih besar daripada ibu yang tidak berolahraga.
        • Tidak Boleh1
          • Jika ada komplikasi dari ibu atau janin, maka olahraga tidak boleh dilakukan.
          • Komplikasi Absolut (tidak boleh olahraga sama sekali): Ibu hamil dengan kelainan hemodinamik dan jantung, penyakit paru restriktif, cervix lemah (incompetent cervix), hamil dengan bayi kembar, perdarahan intravagina yang persisten, plasenta letak rendah (plasenta previa), pernah mengalami keguguran atau kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya, pecahnya selaput ketuban, dan pre-eklampsi/eklampsia.
          • Komplikasi Relatif (masih boleh olahraga dengan pengawasan): ibu hamil dengan aritmia jantung, anemia, bronkhitis kronis, diabetes yang tidak terkontrol, sangat obesitas, sangat kurus, hipertensi yang tidak terkontrol, hipertiroid yang tidak terkontrol, riwayat kejang yang tidak terkontrol, sedang cidera tulang (orthopedic limitation), riwayat janin tidak tumbuh, dan perokok berat. 

          o) Apakah ibu hamil boleh bersenggama?
          • Boleh1,4,5
            • Bersenggama diperbolehkan saat hamil, diusahakan agar sudah masuk trimester 2.
            • Posisi yang disarankan adalah ibu diatas suami dibawah. Bisa dalam posisi berbaring atau duduk. Bisa juga dilakukan dalam posisi ibu miring atau posisidoggy.
            • Berdasarkan penelitian menurut Bartellas dkk. pada tahun 2000, berkurangnya frekuensi senggama pada ibu hamil 58% akibat dari berkurangnya hasrat seksual dari kedua belah pihak dan 42% akibat dari ketakutan ibu mencederai kandungan.
          • Tidak Boleh1,4,5
            • Bersenggama jangan dilakukan dengan posisi suami di atas karena dikhawatirkan menindih rahim dan membuat trauma di rahim.
            • Usahakan agar jangan bersenggama terlalu sering karena dikhawatirkan akan mengakibatkan rahim jadi sering kontraksi. Sperma suami dan orgasme ibu bisa mengakibatkan kontraksi rahim.
            • Bersenggama dilarang dilakukan jika sudah ada tanda-tanda komplikasi kehamilan.
            • Komplikasi: adanya riwayat keguguran atau kelahiran prematur sebelumnya, adanya  tanda-tanda akan melahirkan, perdarahan jalan lahir, cervix lemah (incompetent cervix), plasenta letak rendah (plasenta previa), dan riwayat infeksi jalan lahir.



          Daftar Pustaka
          1. Cuningham, F Gary. Et Al. 2010. Williams Obstetrics 23rd edition. Section 3: Antepartum. Chapter 8: Prenatal Care. United States: McGraw Hill.
          2. Anonim. Cuti Bersalin.http://www.wikiapbn.com/artikel/Cuti_Bersalin. Diakses Juli 2013.
          3. Ririh, Natalia. Kompas Health Edisi Jum'at 3 Agustus 2012Cuti Melahirkan Hak Setiap Pekerja Perempuan. http://health.kompas.com/read/2012/08/03/02202322. Diakses Juli 2013.
          4. Anonim. Baby Centre. Sex During Pregnancy updated Juli 2011.http://www.babycentre.co.uk/sex-during-pregnancy-overview. Diakses Juli 2013.
          5. Barclay, Laurie. Medscape Education: Family MedicineSex In Pregnancy Is Generally Safe, With Few ComplicationUpdated March 2012.http://www.medscape.org/viewarticle/736791. Diakses Juli 2013.

          Keyword
          Bekerja saat hamil, ibu hamil bekerja, olahraga saat hamil, bersenggama saat hamil, posisi sex saat hamil.

          sumber : http://www.argaaditya.com/2013/07/yang-boleh-dan-tidak-boleh-untuk-bu.html

          Obat-obatan yang Boleh dan Tidak Boleh Untuk Ibu Hamil

          Posted by Unknown On 23.48



          Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas pertanyaan seputar aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil. Sekarang mari kita bahas pertanyaan masalah obat-obatan pada ibu hamil yang sering ditanyakan di poliklinik.

          Pahami kandungan obat sebelum dikonsumsi
          Setiap produsen obat membuat obat-obatan dengan merek dagang mereka sendiri. Sehingga yang perlu anda lihat sebelum membeli obat adalah kandungan obatnya, bukan mereknya. Misalnya antara merek obat flu Decolgen dengan Neozep, dua-duanya merupakan obat flu, tetapi memiliki kandungan yang berbeda.



          Untuk melihat kandungan dari suatu obat, bisa lihat pada contoh gambar diatas. Neozep Forte adalah merek obatnya. Fenilpropanolamin HCl, Klorfeniramin Maleat, Paracetamol, dan Salisilamida adalah 4 kandungan obat dari merek obat tersebut.


          Obat apa yang aman dikonsumsi ibu hamil?
          Untuk mengetahui obat-obatan yang aman untuk janin, Food and Drug Administration (FDA)di Amerika Serikat membuat kategori obat-obatan untuk ibu hamil berdasarkan tingkat keamanannya terhadap janin:2
          • Kategori A: penelitian pada manusia di trimester 1 tidak menunjukan kelainan terhadap janin (belum ada bukti pada trimester 2 dan 3)
          • Kategori B: penelitian pada hewan percobaan tidak menunjukan efek terhadap janin dan penelitian pada manusia masih belum menunjukan bukti yang jelas. Atau, pada hewan percobaan menunjukan kelainan janin, sedangkan pada manusia tidak menunjukan kelainan janin sama sekali di semua trimester.
          • Kategori C: penelitian pada hewan percobaan menunjukan kelainan janin, tetapi pada manusia belum menunjukan bukti yang jelas. Tetapi manfaat obat lebih tinggi dibandingkan potensial resiko yang terjadi.
          • Kategori D: penelitian pada manusia menunjukan bukti kelainan yang jelas pada janin. Tetapi manfaat obat lebih tinggi dibandingkan potensi resiko yang terjadi.
          • Kategori X: penelitian pada manusia menunjukan kelainan pada janin. Dan tingkat bahayanya lebih besar daripada manfaatnya.

          Secara singkatnya adalah:
          • Kategori A = Aman untuk janin
          • Kategori B = Cukup aman untuk janin
          • Kategori C = Digunakan jika perlu, kemungkinan bisa ada efek samping pada janin
          • Kategori D = Digunakan jika darurat, bisa terjadi efek samping pada janin
          • Kategori X = Tidak pernah digunakan dan sangat berbahaya bagi janin


          Obat apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi ibu hamil?
          • Boleh1,2
            • Obat-obatan yang termasuk dalam kategori A dan B aman untuk dikonsumsi ibu hamil.
          • Tidak Boleh1,2
            • Obat-obatan yang termasuk dalam kategori C dan D bisa berbahaya bagi janin dan hanya digunakan dalam kondisi darurat atau pada kondisi yang bisa mengancam nyawa ibu.
            • Obat-obatan yang termasuk dalam kategori X sangat berbahaya bagi janin dan tidak pernah digunakan pada ibu hamil.

          Cari kandungan obat di Google
          Dengan kemajuan teknologi, para ibu hamil bisa langsung searching kandungan obat yang dikonsumsi di Google dengan melalui komputer, smartphone, ataupun tablet untuk melihat apakah obat tersebut merupakan kategori A, B, C, D, atau X.

          Contoh pencarian di Google

          Sebagai contoh, berikut adalah hasil pencarian di Google kategori kehamilan dari kandungan obat Neozep Forte:
          • Fenilpropanolamin HCl (kategori C)
          • Klorfeniramin Maleat (kategori B)
          • Paracetamol (kategori C)
          • Salisilamida (kategori C)
          Karena 3 dari 4 kandungan obat Neozep Forte adalah kategori C, maka selama hamil, para ibu harus menghindari mengkonsumsi obat Neozep Forte. Cara ini bisa diaplikasikan pada merek obat-obatan lainnya. 


          Anjuran
          Saya sendiri tidak menganjurkan para ibu hamil untuk membeli obat-obatan sendiri. Alangkah baiknya langsung mengunjungi tenaga kesehatan saja, baik itu bidan, mantri (perawat), dokter umum, ataupun dokter spesialis. Tetapi terkadang ada kondisi darurat yang mengharuskan para ibu hamil untuk membeli obat-obatan sendiri.

          Nah, diharapkan artikel ini bisa membantu para ibu hamil untuk memilah-milih obat sebelum dikonsumsi agar tidak terjadi efek samping terhadap janin. Jika sakit tidak kunjung sembuh setelah 2 hari, segeralah mengunjungi tenaga kesehatan.  

          Jangan lupa jika sedang berobat ke tenaga kesehatan, selalu beritahukan jika anda sedang hamil agar obat-obatan diganti dengan yang aman terhadap janin. Hal ini terutama perlu diperhatikan pada mereka yang sedang hamil usia muda atau yang baru telat haid karena sering lupa diutarakan kepada tenaga kesehatan. 


          Artikel mengenai obat-obatan lainnya:


          Daftar pustaka
          1. Cuningham, F Gary. Et Al. 2010. Williams Obstetrics 23rd edition. Section 3: Antepartum. Chapter 8: Prenatal Care. United States: McGraw Hill.
          2. Anonim. Wikipedia The Free Encyclopedia. Pregnancy Category.http://en.wikipedia.org/wiki/Pregnancy_category. Diakses Juli 2013.


          Kata kunci
          obat yang aman untuk ibu hamil, obat demam ibu hamil, obat flu ibu hamil, ketika hamil.

          sumber : http://www.argaaditya.com/2014/01/yang-boleh-dan-tidak-boleh-untuk-ibu.html